FITHRAH

Manusia dilahirkan sebagai orang sukses. Proses hidup sesungguhnya adalah proses mempertahankan kesuksesan tersebut. Bukan mencarinya kemana-mana. Bila anda telah sangat jauh dari fithrah anda itu, kembalilah. Lakukan perjalanan ke dalam sang diri. Kembali lah pada kesuksesan hakiki anda

Jumat, 13 Juni 2008

STANDAR DIRI

(Materi Siaran Acara The Power of Life di Trijaya 104,6 FM Jakarta. Setiap Kamis, Pkl. 05.00 - 06.00 oleh Supardi Lee)

Ketika saya tetapkan standar pada diri sendiri, saya merasakan kekuatan yang luar biasa. Saya benar-benar terkendali, yakin, dan fokus. Berbagai masalah yang datang bisa saya sikapi dan pecahkan dengan sangat baik. Dan sekarang, saya ingin berbagi kekuatan itu dengan anda.

Terkendali.
Saudara, bila anda ingin sukses, anda harus bisa mengendalikan diri. Anda tidak pernah tergoda oleh sesuatu yang buruk. Anda benar-benar tahu mana batas baik dan buruk. Anda pun menetapkan standar : hanya melakukan yang baik. Hanya dengan berada dalam batas-batas kebaikan anda akan dapat mengendalikan diri.

Keyakinan yang mantap.
Keyakinan adalah bahan bakar aksi. Tanpa keyakinan, anda tak akan beraksi. Kalaupun beraksi, maka aksi anda berantakan. Untuk itu, tetapkan lah standar kualitas diri anda dengan penuh keyakinan. Dalam dunia professional, standar itu bentuknya : Berapa anda mau dibayar untuk keahlian anda. Jadi, ukurannya uang. Anda menetapkan harga anda dengan yakin. Tanpa keraguan. Tandanya yakin, anda tidak mau menerima harga yang lebih rendah dari harga yang telah anda tetapkan.

Contoh bagus diberikan Sylvester Stallone. Ia tetapkan standar Menjadi Aktor. Dalam perjalanan karirnya, ia ditawari untuk hanya menjadi penulis skenario. Dengan tegas ia tolak. Padahal, seorang produser sempat menawarinya harga sampai US$ 1 juta untuk naskahnya, asal bukan ia yang membintangi film tersebut. Stallone menolak. Ia telah tetapkan standar bagi dirnya sendiri : Menjadi aktor, bukan penulis skenario. Maka sang produser pun setuju. Stallone menjadi aktor utama. Dan filmnya meledak di pasar. Judul film itu Rocky. Stallone pun berhasil menjadi bintang besar.

Fokus
Banyak orang yang loncat-loncat, serabutan, kerja atau bisnis apapun asal dapat uang. Bila anda begini, berarti anda tidak fokus. Akibatnya, anda tidak akan pernah bisa berkembang dan maju. Kemajuan dicapai hanya bila anda fokus. Tidak fokus hanya membuat sumberdaya anda terbuang, mungkin untuk sesuatu yang kecil sekali nilainya. Anda diombang-ambing oleh berbagai peluang yang berseliweran di sekitar anda. Percayalah, bila anda tidak fokus, peluang-peluang itu, meskipun selalu ada, tapi tidak akan cukup untuk membuat anda maju. Jadi, tetapkan standar bidang anda. Anda pun hanya menerima dan memburu peluang di bidang anda itu. Peluang-peluang lain, anda lupakan saja dan ucapkan terima kasih. Anda fokus.

Saya ada teman yang loncat-loncat terus bisnisnya. Pertama, ia menjadi agen asuransi. Tiga bulan, ganti bisnis menjadi konveksi. Beberapa bulan kemudian bisnis aquarium. Beberapa bulan bisnis aquarium, bisnisnya ganti lagi mendirikan perusahaan production house. Setelah itu, saya nggak nyinggung-nyinggung lagi tentang bisnisnya. Saya hanya menyiapkan diri bila ia minta bantuan saya.
Saudara yang baik, tetapkan lah standar-standar diri anda. Hal-hal teknis pun bagus bila distandarkan. Misalnya waktu anda tidur, waktu anda bangun tidur, jenis pakaian anda, buku yang anda baca, waktu menonton TV dan sebagainya. Standar-standar itu akan sangat membantu anda.

Sama dengan perusahaan. Tiap perusahaan mempunyai standar. Dengan standar-standar itu lah perusahaan beroperasi. Makin tinggi kualitas standar sebuah perusahaan, makin sukses perusahaan tersebut. Nah, saatnya anda memperlakukan diri anda sendiri seperti sebuah perusahaan.

Selasa, 03 Juni 2008

TERBEBAS DARI PENJARA UANG

1. Anda menjadi bebas dalam batas-batas kebaikan dan kemuliaan

Kebebasan adalah anugerah manusia terbesar. Ia dicirikan dengan adanya ketenangan, kebahagiaan dan kekuatan dalam diri manusia. Kebebasan dapat terus anda nikmati jika dan hanya jika anda selalu berada dalam batas-batas kebaikan dan kemulian hidup. Orang baik adalah orang bebas. Ketika seseorang merasa bebas tanpa batas apapun, maka sebenarnya ia akan terjerumus dalam penjara yang bernama keburukan. Orang-orang yang melakukan keburukan akan kehilangan ciri-ciri kebebasan.

2. Banyak orang memenjara dirinya sendiri dengan menghubungkan uang dengan fisik, pikiran, perasaaan bahkan jiwanya.

Manusia dibentuk oleh empat hal penting. Fisik, pikiran, perasaan dan jiwa. Dari keempatnya, jiwa adalah yang terpenting. Bila anda menghubungkan uang dengan diri anda dan hubungannya sangat erat, anda pun akan terpenjara oleh uang. Kenapa? Karena uang adalah materi yang kedudukannya jauh dibawah diri manusia. Sesuatu yang tinggi kedudukannya justru dihubungkan dengan erat pada sesuatu yang rendah, maka hal yang tinggi tersebut jatuh kedudukannya menjadi rendah.

3. Sepenting apapun uang, tempatkan ia dengan adil.

Lalu bagaimana kita berhubungan dengan uang? Tempatkan uang ditempatnya dengan adil. Toilet yang bagus bila ditempatkan di kamar tidur akan membuat kamar tidur menjadi tidak baik. Anda pasti tidak mau minum air yang ditempatkan di pispot kan? Sebersih dan sebagus apapun pispot itu. Nah, uang adalah benda. Kedudukannya jauh di bawah manusia. Itu sebabnya, jangan hubungkan uang dengan diri kita, kecuali sebagai hamba kita. Uang adalah hamba yang baik, bila tuannya baik.

4. Ketika anda mengikatkan diri pada uang kecil, anda tidak layak mendapat uang besar.

Bila uang kecil menghalangi anda bertindak baik, maka anda hanya layak untuk uang kecil itu. Bila anda menganggap uang kecil itu penting sekali, maka uang besar tidak tertarik pada anda. Mulai lah menganggap penting uang besar untuk menarik uang besar itu ke dalam hidup anda. Mulai lah berbuat baik dengan uang kecil anda, karena uang kecil yang berbuat baik akan menjadi uang besar.

5. Uang menjadi alat kebaikan terbaik untuk orang bebas.

Uang itu senjata. Ia akan menjadi berkah di tangan orang baik. Dan ia akan menjadi bencana di tangan orang buruk. Jadi, jangan musuhi uang. Ia punya kekuatan hebat. Kekuatan hebat uang harus dimanfaatkan untuk kebaikan, maka kebaikan anda akan hebat.

Kamis, 20 Maret 2008

Berterima Kasih pada Diri Sendiri

Pertama, marilah kita berterima kasih pada diri kita sendiri. Sang diri ini telah menyertai anda semenjak anda lahir. Ia begitu setia pada anda, meski anda mungkin sering mengabaikannya. Ada banyak orang yang justru mengeluh, meratapi, menyesali dirinya sendiri. Mereka melihat banyak kekurangan di diri mereka. Apalagi bila dibandingkan dengan orang lain.

Ada gadis berkulit hitam yang mengeluh kenapa ia dilahirkan dengan kulit hitam. Bukankah kulit putih itu lebih baik? Bukankah iklan-iklan di TV sangat memuja kulit putih? Bukankah para pemuda lebih senang pada gadis berkulit putih? Selain berkulit hitam, ternyata gadis ini pun gemuk. Maka makin banyak dan sering lah ia mengeluh. Ketika melihat sepasang kekasih yang berkulit putih dan langsing, perasaannya remuk redam.

Sang gadis tidak sadar bahwa keluhannya itu justru merusak dirinya sendiri. Makin ia mengeluh, makin terperosok ia ke jurang kehinaan. Kenapa? Karena ketika ia mengeluh, secara sadar atau bawah sadar, ia sedang menghina dirinya sendiri. Makin banyak mengeluh, makin terhina lah dirinya.

Sang gadis gemuk berkulit hitam tadi sebaiknya melihat Bu Oprah Winfrey di TV. Bu Oprah adalah sosok kulit hitam yang sangat populer, kaya, dan dicintai oleh rakyat Amerika dan dunia. Kenapa? Karena Bu Oprah, alih-alih mengeluh, ia justru sangat mencintai dirinya sendiri. Cintanya itu begitu tulus sehingga bisa menyentuh berjuta-juta hati manusia. Sang cinta itu berhasil menembus kamera dan sampai ke hati pemirsa acaranya, Oprah Winfrey Show.

Saudara yang baik, di dunia ini banyak sekali orang yang lahir ke dunia dengan berbagai kekurangan. Ada yang cacat tangan, kaki, bibir atau anggota badan yang lainnya. Sekarang ini (Januari 2008), di Bandung ada Dede yang terkena kutil di sekujur tubuhnya. Ia sedang dioperasi. Melihat kondisi tubuhnya, saya merasa jerih. Begitu memilukan. Tapi, Dede adalah orang hebat. Semangat hidupnya luar biasa. Ia tidak mengeluh dengan kondisi dirinya.

Saudara yang baik, hidup memang tidak selalu memberikan apa yang anda harapkan. Tapi satu hal pasti, anda bisa terus berharap pada diri sendiri untuk terus bersikap dan melakukan yang terbaik. Dan itu bisa dilakukan bila anda fokus pada yang terbaik dari diri anda. Bukan fokus pada yang terburuk dari diri anda. Dan, ada satu hal yang mengejutkan. Ternyata, bagaimana pun kondisi diri kita, itu adalah anugerah yang hebat dari Yang Maha Kuasa. Karenanya, bersyukur menjadi sikap yang terbaik.

Dulu, saya pernah kurang suka pada diri saya sendiri. Muasalnya adalah karena hidung saya yang besar. Sering saya merasa rendah diri karenanya. Saya selalu berjalan di belakang teman-teman saya. Alhamdulillah, perjalanan hidup saya membawa saya pada hal-hal dan lingkungan yang baik. Saya jadi banyak belajar. Dengan belajar, saya sadar bahwa dalam hidup ini, meski fisik itu penting, tapi banyak sekali hal-hal lain yang jauh lebih penting. Hal-hal seperti keyakinan, ketulusan, kehormatan, pengorbanan, disiplin, integritas, kejujuran, cinta, dan sebagainya.

Ketika saya merubah hal-hal tersebut, saya jadi percaya diri. Saya jadi lebih bisa bercanda. Bahkan saya jadi senang menjadi pusat perhatian. Teman-teman – termasuk yang perempuan – jadi banyak yang merasa nyaman bermain, belajar bersama, curhat dan sebagainya dengan saya.

Saya, yang ketika SMP berkeyakinan bahwa tak ada gadis yang mau jadi pacar saya, justru ‘ditembak’ oleh seorang gadis teman SMA. Mendapatkan pacar menjadi mudah. Saya bahkan sempat berada dalam posisi harus memilih salah seorang dari dua gadis yang menyukai saya. Saya pun sempat berpikir untuk mendapatkan dua-duanya. Ha..ha..ha... Dan, percaya diri saya makin meningkat lagi. Saya pun makin mencintai diri sendiri. Ternyata, mencintai diri sendiri itu enak sekali. Rasanya enak dan nyaman.

Saudara, dulu, hidung saya besar dan saya merasa kecil karenanya. Sekarang, hidung saya tetap besar tapi saya pun merasa besar. Alhamdulillah...

Sabtu, 12 Januari 2008

INSPIRASI TANGAN BUNTUNG

Colombus menemukan Amerika dengan tidak sengaja. Ia dan awak kapalnya tadinya ingin ke India. Tapi bukan India yang dicapai, melainkan satu benua baru. Itu sebabnya penduduk asli dunia baru itu disebut Indian. Colombus mengira, ia telah sampai di India dan bertemu orang India (Indian). Itulah penemuan terbesar Colombus. Satu dunia baru yang kemudian disebut Amerika. Sekarang, Amerika adalah negara adidaya dunia. Jadi Colombus telah merubah kecelakaan menjadi berkah yang luar biasa.

Saya jadi ingat Mas Gong. Tepatnya penulis hebat, Gola Gong. Suatu hari ia kecelakaan. Satu tangannya mesti diamputasi. Bukannya meratapi kehilangan itu, Mas Gong justru mensyukurinya. Tangannya yang buntung, begitu ia menyebutnya, adalah inspirasinya. Juga jadi inspirasi lingkungannya. Suatu kali ia berkata: “Tangan gua buntung gini, gua masih produktif nulis. Elu-elu yang masih punya dua tangan koq malah loyo, banyak ngeluh.” Duh, malu rasanya.

Satu lagi cerita tentang orang hebat. Saya dapat dari Pak Zainal. Pak Zainal dapat dari Pak Ahmad Juwaini, Vice Precident Dompet Dhuafa Republika. Ceritanya begini: Suatu kali ada orang datang ke kantor Dompet Dhuafa Republika. Orang ini ingin minta bantuan. “Saya mau pinjam uang untuk beli mesin tik.“ begitu katanya. Hal istimewa dari orang ini adalah ia tidak punya tangan. Jadi ia mengetik dengan kakinya.

Mendengar cerita ini, mata saya berkaca-kaca. Coba anda bayangkan, orang tidak punya tangan mau pinjam uang untuk beli mesin tik. Di pikiran saya, ia sebenarnya bisa saja minta bukan pinjam. Tapi ia memilih pinjam. Ketika Pak Ahmad memaksa ingin memberi saja, bukan pinjam, ia menolak. WOW, luar biasa kemandirian jiwanya. Kita sekarang, malah sering melihat pengemis yang masih muda dan kuat. Tapi memilih mengemis.

Bagi saya, kecelakaan Colombus, Mas Gong, dan Pengetik Kaki ini memberi pelajaran luar biasa. Bagi mereka, kecelakaan adalah peluang. Peluang untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Peluang untuk menginspirasi orang lain. Peluang untuk menjadi manusia yang sebenarnya. Manusia dengan jiwa yang hidup. Manusia yang kepercayaan dirinya berasal dari sang jiwa tadi. Bukan dari embel-embel yang menyertainya. Embel-embel seperti harta, jabatan, keturunan, wajah ganteng dan sebagainya.

Ketika saya buat naskah ini, sedang ramai dibicarakan tentang anggota DPR yang meminta kenaikan tunjangan. Anggota Dewan itu melihat bahwa posisinya adalah peluang juga. Peluang untuk hidup lebih nyaman. Peluang untuk sering jalan-jalan ke luar negeri. Peluang untuk memasukkan sanak keluarganya ke BUMN. Peluang untuk dapat proyek milyaran. Duh, teganya mereka itu. Mengambil peluang-peluang seperti itu di tengah derai air mata rakyat yang tertimpa bencana, banyak anak busung lapar, kenaikan BBM, dan berbagai bencana bangsa lainnya.