FITHRAH

Manusia dilahirkan sebagai orang sukses. Proses hidup sesungguhnya adalah proses mempertahankan kesuksesan tersebut. Bukan mencarinya kemana-mana. Bila anda telah sangat jauh dari fithrah anda itu, kembalilah. Lakukan perjalanan ke dalam sang diri. Kembali lah pada kesuksesan hakiki anda

Selasa, 11 September 2007

Menolak US$ 1 juta, demi....


Rocky, Rambo, dan sederet film box office dunia adalah prestasinya. Siapa lagi kalau bukan Sylvester Stallone. Sekarang, ia adalah bintang besar Hollywood. Pusat industri film dunia. Bagaimana ia bisa sampai ke puncak?
Film pertamanya adalah Rocky. Sly sendiri yang menulis naskah film ini. Ia datangi banyak produser dan perusahaan film. Semuanya menolak. Mereka berpendapat film ini terlalu sederhana. Dan lagi tak akan ada orang yang mau nonton film tinju.
Tapi Sly tidak menyerah. Sampai akhirnya ia bertemu dengan perusahaan yang mau memfilmkan naskahnya. Ia akan dibayar US$75.000 untuk naskahnya. Tapi Sly bukan ingin jadi penulis film. Ia ingin jadi aktor film.
Ia tolak tawaran itu. Ia ingin ia sendiri yang membintangi filmnya. Perusahaan film itu pun ngotot: “Anda penulis naskah, bukan aktor” begitu kata mereka.
Sekali lagi Sly bersikeras. Bahkan ketika tawaran perusahaan itu untuk naskahnya naik jadi US$ 255.000 sampai US$ 1 juta.
Sly tetap menolak tawaran itu bila bukan ia sendiri yang jadi “Rocky”. Ia tidak mencari uang, ia mencari kesuksesan. Meski, tawaran US$ 1 juta adalah tawaran yang sungguh sangat menggoda.
Kondisinya saat itu sangat menyedihkan. Ia miskin dan lapar. Istrinya bahkan sudah menyarankan ia cari kerja di bidang lain saja. Suatu hari, Sylvester harus menjual anjing kesayangannya hanya demi menyambung hidup. Sering kali Sly tidak pulang ke rumah. Ia tidur di taman.
Akhirnya, dengan berat hati perusahaan film itu setuju. Rocky diperankan oleh Sly sendiri. Mereka hanya membayar Sly sebesar US$ 35.000 untuk naskahnya dan bagian dari penjualan film itu di pasar. Dengan sangat gembira Sly menerima!
Ketika Rocky diluncurkan, ia langsung masuk box office. Film ini menghasilkan US$ 171 juta ! suatu hasil fantastis dari sebuah film yang biaya produksinya tidak lebih dari US$ 1 juta.
Bagi Sly sendiri hasil ini sangat fantastis. Ia meroket menjadi bintang Hollywood ternama. Film-film sukses berikutnya ia bintangi, termasuk Rambo yang fenomenal itu.
Tentu hal ini tidak akan terjadi bila ia hanya puas menjadi penulis naskah film. Tak banyak orang yang akan mengenal Sylvester seperti sekarang ini. Orang yang gaya bicaranya aneh. Orang yang menjadi idola anak-anak dunia. Orang yang telah begitu banyak berbuat bagi sesama melalui yayasan-yayasan sosial. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Baik yang terjun di dunia film, tinju, atau bidang-bidang lain.
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Sylvester Stallone ini? Saya mencatat ada
1. Berpegang teguh pada pendirian
2. Berani membayar harga keinginan
3. Terampil

1. Berpegang teguh pada pendirian
Sylvester Stallone punya keinginan. Ia ingin jadi aktor sukses. Dalam perjalanan menuju keinginannya, ia digoda banyak hal. Pertama, istrinya. Sang istri – karena situasi mereka yang miskin – menyarankan Stallone untuk melupakan keinginannya. Ia diminta mencari pekerjaan biasa.
Sylvester menolak. Ia tahu keinginannya. Ia teguh pada pendiriannya itu. Ia terus berjuang demi keinginannya.
Nah, sekarang ini apa yang menjadi keinginan anda? Hati-hati dengan keinginan anda. Ada banyak keinginan yang negatif.
Misalnya ingin banyak uang untuk mengumbar nafsu. Ingin jabatan tinggi agar bisa korupsi. Ingin banyak ilmu biar terpandang di masyarakat. Ingin gelar tinggi untuk meningkatkan gengsi.
Keinginan-keinginan negatif di atas harus dihentikan. Bukan keinginan seperti itu yang anda harus berpegang teguh padanya. Tapi keinginan pada hal-hal positif. Hal-hal yang prestatif. Hal-hal yang bermanfaat bagi anda, keluarga, dan masyarakat. Inilah keinginan yang benar.
Jadi, buatlah keinginan yang positif. Keinginan yang dibenarkan oleh hati nurani. Tidak ada yang salah dengan ingin banyak harta. Asal, keinginan itu bukan akhir. Bila anda ingin banyak harta untuk melakukan banyak amal kebaikan itu bagus.
Kebaikan sekarang ini memang memerlukan uang. Bagaimana bisa membantu masyarakat miskin tanpa uang? Bisa sih, cuma tidak maksimal.
Jadi, inginkanlah punya uang yang banyak, jabatan yang tinggi, popularitas yang luas dan ilmu yang dalam. Buat uang, jabatan tinggi, popularitas dan ilmu untuk berbuat baik bagi sesama.

2. Berani membayar harga keinginan
Keinginan anda ada harganya. Dalam training atau seminar saya, saya sering tanya peserta:”Siapa diantara anda yang ingin sukses?” Semua tangan terangkat.
Lalu saya katakan:”Harga untuk sukses adalah kerja keras, disiplin, kurang tidur, berkorban untuk orang lain, dan sebagainya. Siapa diantara anda yang mau melakukan itu semua?”
Biasanya tangan-tangan yang terangkat kurang dari 50% peserta. Jadi, apa yang terjadi dengan lebih dari 50% peserta? Yang terjadi adalah BANYAK ORANG YANG PUNYA KEINGINAN TINGGI, TAPI TIDAK MAU MEMBAYAR HARGANYA.
Sylvester Stallone mau membayar harga keinginannya. Ia siap kerja keras. Ia siap menawarkan naskahnya pada banyak produser. Ia siap ditolak berapa kali pun. Ia siap tidur di taman. Ia rela menjual anjing kesayangannya.
Itulah Sylvester Stallone. Ia siap melakukan semua hal itu demi satu keinginan. Itulah kunci sukses orang sukses. Siapapun pelakunya akan mendapatkan apa yang diinginkannya.

3. Terampil
Keinginan besar harus didukung keterampilan besar. Tanpa keterampilan, keinginan hanya akan menjadi mimpi kosong. Tidak akan tercapai. Sayangnya banyak orang yang melakukannya.
Sylvester Stallone sukses karena ia terampil. Ia pandai menulis naskah film. Ia pun sangat menawan dalam berakting. Keterampilan inilah yang menjadi modalnya. Tanpa keterampilan, pantang putus asa akan tidak berarti. Anda hanya akan gagal terus. Berita baiknya, pantang putus asa plus belajar adalah terampil.
Jadi, untuk bisa terampil, anda harus belajar. Belajar lah suatu keterampilan sampai anda jadi seorang ahli. Seperti supir mobil. Pertamanya, pasti tidak bisa mengemudi.
Dengan terus belajar, pantang putus asa dan siap membayar harga belajarnya, ia jadi bisa. Setelah itu, ia terus melatih keterampilannya. Sampai akhirnya, seorang supir bisa mengemudi sambil ngobrol, menelpon, ketik SMS, dan sebagainya. Ia jadi ahli.
Sayang, banyak orang menyamakan belajar dengan sekolah. Jadi waktu sekolah, mereka belajar. Tapi begitu berhenti sekolah, mereka berhenti belajar. Karena berhenti belajar, maka keterampilan mereka cenderung tetap. Bahkan bisa menurun.
Contoh mudah, adalah rumus-rumus fisika dan matematika di SMP. Sekarang, bila anda ditanya apa itu rumus ABC, apakah anda akan tetap ingat bentuk rumusnya? Mungkin sudah tidak ingat. Itu karena kita sudah tidak belajar lagi materi-materi itu.
Karena itu, belajar lah terus. Biasakan baca buku setiap hari. Atau diskusi dengan teman. Atau ikut pelatihan dan seminar. Browsing lah web-web bagus dan sehat di internet untuk menambah pengetahuan. Selamat belajar.

1 komentar:

Dewan Kebudayaan Daerah Kab Bekasi mengatakan...

teuskan perjuanganmu sahabat,
hebat...hebat sekali!
saya yakin anda akan menjadi 'sly from pandeglang'